• “Revitalisasi Karakter Sebagai Media Membangun Integritas Insan Akademik”.

Berita PPA

MUHAMMADIYAH JIHAD FI SABILILLAH

Oleh: Prof. Dr. Thohir Luth, MA (Ketua PPA UB, Ketua PWM JATIM)

Bermuhammadiyah sejatinya adalah “berjihat fi sabilillah. Karena apa yang dilakukan pimpinan Persyarikatan, maupun warga besar Muhammadiyah adalah melanjutkan risalah Islam melalui Persyarikatan Muhammadiyah. Apa-apa yang dipertaruhkan oleh para pejuang Muhammadiyah bernilai jihad fi sabilillah. Artinya begitu mulianya keberadaan kita dalam Muhammadiyah sebagai “Mujahid”, dan sudah barang tentu mendapat penghargaan lebih disisi Allah swt.

BERMUHAMMADIYAH SEBAGAI IBADAH

Oleh: Prof. Dr. Thohir Luth, MA (Ketua PPA-UB, Ketua PWM JATIM)
“Silahkan bekerja dalam Muhammadiyah”, tapi jangan ngerjain Muhammadiyah. Hal tersebut dianologkan dengan anak kepada Bapak, maka itu termasuk anak yang “durhaka”, atau kata pantun klasik “Tidak tahu diuntung badan, awak tembaga disangka emas”, atau seperti kaum Suyui’yyah; berpura-pura menolong, tapi menggulung.

KORUPSI, OH KORUPTOR (Sebuah Curhat Ringan)

Oleh: Prof. Dr. Thohir Luth, MA (Ketua PPA-UB, Guru Besra Ilmu Hukum Islam di FHUB)
Apa yang salah di Negeri sehingga korupsi meruak, rakyat meratap, korupsi menggurita publik tersiksa? Hemat saya ada yang salah (something wrong) di Negeri ini.

MUHAMMADIYAH PAKAI HATI (Satu Catatan Ringan)

Oleh: Prof. Dr. Thohir Luth, MA (Ketua PPA-UB, Ketua PWM Jawa Timur)
Bermuhammadiyah dizaman sekarang ini tidak cukup dengan ratio semata, tetapi harus dengan hati-nurani. Karena dizaman ini semua yang logis sering dianggap merugikan. Bahkan dalam kasus-kasus tertentu mereka mengerahkan kekuatan untuk meruntuhkan yang logis itu. Atau dengan terminologi jawa tersebut: wong gak waras, diarani waras, wong waras diarani gak waras.

SELINTAS PERJALANAN HIDUP MANUSIA

Oleh Prof. Dr. Thohir Luth, MA (Ketua PPA-UB, Guru Besar Ilmu Hukum Islam di FHUB)
Makalah ini disampaikan pada tanggal 7 Desember 2013 dalam rangka Kegiatan Perawatan Jenazah Bagi Mahasiswa UB.
“Akhir sebuah perjalanan dengan proses kematian pasti dan pasti terjadi. Dan kejadian tersebut tidak ada satu manusia pun mampu memprediksinya (unpredictable). Sehingga kewajiban manusia adalah menyiapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadapinya. Dan satu-satunya persiapan yang terbaik adalah : Taqwa dan Berserah Diri (QS. Ali Imran : 102). Disinilah sebuah perjalanan hidup menuju akhir kehidupan yang bermakna bagi manusia”.