[:id]Bagaimana Umat Islam Mensyukuri Pandemi Covid-19?[:]

[:id]Oleh: Dr. Nur Chanifah, S.Pd.I, M.Pd.I (Dosen PAI UB)

Saat ini, dunia dihebohkan dengan penyebaran virus corona. Corona virus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis corona virus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia ulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan inilah yang menyebabkan penyakit covid 19. Covid 19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok pada bulan Desember 2019. Tingkat risiko dari covid 19 tergolong paling tinggi di Indonesia atau bisa bermakna pemerintah belum berhasil mengungkap seluruh orang yang terinfeksi virus ini.

Kejadian atau hal buruk yang menimpa manusia, seperti covid-19, bisa memiliki beberapa kemungkinan:

  1. Sebagai musibah atau bencana: Hal ini terjadi jika kejadian tersebut menimpa seseorang atau kaum yang banyak berbuat maksiat atau durhaka kepada Allah Swt. Bencana tersebut merupakan balasan bagi mereka, seperti banjir yang menimpa umat Nabi Nuh.
  2. Sebagai peringatan. Hal ini terjadi jika kejadian tersebut menimpa seseorang atau kaum yang sering lalai akan kewajibannya untuk taat kepada Allah Swt dan menjauhi segala larangannya. Kejadian tersebut memberikan peringatan kepada manusia agar bertaubat kepada Allah Swt dan kembali menjalankan selurih kewajibannya dan menjauhi larangan-Nya.
  3. Sebagai ujian. Hal ini terjadi jika kejadian itu menimpa orang yang beriman dan taat kepada Allah Swt. Tujuannya adalah untuk meningkatkan derajat orang beriman pada level yang lebih tinggi. Semakin tinggi derajat orang tersebut, maka tingkat kesulitan dari ujian tersebut juga akan semakin sulit. Untuk itu, seorang beriman harus yakin bahwa semua ujian yang menimpanya pada hakikatnya adalah kebaikan bagi dirinya, untuk menyempurnakan keimanannya dan semakin mendekatkan diri-Nya kepada Allah.

Dengan demikian, kita harus mampu merenungi dan mengambil hikmah dibalik semua kejadian buruk yang menimpa kita, sehingga kita bisa menjadi lebih baik dan dekat kepada Allah Swt.

Lantas bagaimana kita menyikapi pandemi covid 19 yang sudah berjalan selama setahun lebih ini?. Sebagai hamba Allah, manusia dalam kehidupan di dunia ini tidak akan luput dari berbagai macam cobaan, musibah, maupun ujian. Hal itu merupakan sunnatullâh yang berlaku bagi setiap manusia baik yang beriman maupun tidak, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 155

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Baqarah/2: 155)

Menurut tafsir al-Muyassar, ayat tersebut menjelskan bahwa sungguh Kami benar-benar akan menguji kalian dengan aneka musibah. Yakni dengan sedikit rasa takut kepada musuh, rasa lapar karena kekurangan makanan, kekurangan harta benda karena hilang atau sulit mendapatkannya, berkurangnya jiwa akibat bencana yang menelan korban jiwa atau gugur di medan jihad fi sabilillah, dan berkurangnya buah-buahan yang tumbuh di muka bumi. Dan berikanlah -wahai Nabi- kabar gembira kepada orang-orang yang sabar menghadapi musibah tersebut, bahwa mereka akan mendapatkan sesuatu yang menyenangkan hati mereka di dunia dan di akhirat.

Untuk itu, maka kita harus tetap berbaik sangka kepada Allah atas pandemic covid-19 ini. Dengan prasangka baik , Allah Swt akan semakin melipatgandakan balasan kebaikan, karena Allah Swt memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam sebuah hadits qudsi yang artinya:

“Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya kepada-Ku”

Dari hadis tersebut dapat diambil pelajaran bahwa Allah Swt akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, dan Dia akan berbuat pada hamba-Nya sesuai dengan harapan baik atau buruk dari hamba tersebut, maka hendaknya hamba tersebut selalu menjadikan baik persangkaan dan harapannya kepada Allah Swt.

Ketetapan Allah itu pasti yang terbaik untuk untuk umat manusia. Dengan keyakinan tersebut akan membuat manusia tetap bisa bersyukur meskipun dalam kondisi yang tidak mendukung (pandemic covid-19) dan Allah akan memberikan balasan kebaikan baginya berupa ketenangan dan ketabahan dalam jiwanya sebagaimana firman Allah Swt:

Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali denga izin Allâh; barang siapa yang beriman kepada Allâh, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu. (Qs al-Taghabun/64:11)

Dalam kaitannya dengan ayat di atas, Ibnu Katsir berkata dalam kitab tafsirnya bahwa seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allah Swt, kemudian dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allah Swt), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allah Swt tersebut, maka Allah Swt akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Allah Swt akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang lebih baik baginya.

Sementara itu, menurut Ibnul Qayyim rahimahullah bahwa sesungguhnya semua (musibah) yang menimpa orang-orang yang beriman dalam (menjalankan agama) Allah Swt  senantiasa disertai dengan sikap ridha dan ihtisab (mengharapkan pahala dari-Nya). Kalaupun sikap ridha tidak mereka miliki maka pegangan mereka adalah sikap sabar dan ihtisab. Ini (semua) akan meringankan beratnya beban musibah tersebut. Hal ini dikarenakan setiap kali mereka menyaksikan (mengingat) balasan (kebaikan) tersebut, akan terasa ringan bagi mereka menghadapi kesusahan dan musibah tersebut.

Ada beberapa hikmah yang bisa diambil dari pandemi covid-19 ini, yaitu:

  1. Dengan adanya pandemi covid 19 ini, kita menjadi semakin sadar bahwa Allah lah segala pencipta langit, bumi dan seisinya. Bahkan kita sebagai manusia hanyalah seorang yang lemah dan tak berdaya. Bisa kita lihat, bahwa virus yang kecil saja sudah bisa menggemparkan manusia dengan  ketakutan dan kepanikan yang menggemparkan dunia.
  2. Manusia menjadi sadar bahwa dengan adanya wabah ini tidak lantas membuat kita menjadi sombong kepada Allah Swt. Tidak ada daya dan upaya atas segala hal yang lebih tinggi di dunia ini selain Allah Swt. Hanya Allahlah yang mampu menolong manusia untuk terbebas atau selamat dari pandemi covid-19, manusia hanya mampu berusaha tapi Allahlah yang menentukan semuanya.
  3. Semua yang terjadi di dunia ini, termasuk pandemi covid-19 ini, atas izin dan kehendak Allah. Oleh karena itu, sudah selayaknya manusia juga minta pertolongan kepada Allah Swt. sehingga bisa menjadikan manusia sadar akan kekuasaan dan kebesaran Allah Swt.
  4. Semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt. Mungkin selama ini, banyak manusia yang sudah lalai dan sibuk dengan urusannya di dunia sehingga semakin jauh kepada Allah Swt. Dengan adanya pandemi covid-19 ini, manusia menjadi semakin ingat dan dekat kepada Allah Swt.
  5. Semakin meningkatkan hubungan kekeluargaan. Selama ini, aktifitas manusia sudah banyak menyita hubungan dan komunikasi dengan keluarga. Dengan adanya pandemi covid-19 ini, manusia diajarkan bagaimana menjalin hubungan yang lebih dekat dengan keluarga.
  6. Mengajarkan gaya hidup sehat dan bersih. Sebelum adanya pandemic coivid 19 ini, gaya hidup manusia sudah banyak yang berubah, jauh dari hidup sehat. Manusia lebih banyak memilih sesuatu yang sifatnya instan dan praktis, sementara sisi kesehatannya terabaikan, sehingga bermacam-macam penyakit menjangkiti manusia. Dengan adanya pandemi covid-19 ini, manusia menjadi semakin hati-hati dalam menjalani hidup.

Selain itu, pandemi covid 19 ini juga memberikan banyak manfaat bagi alam dan lingkungan. Dengan adanya pandemic covid 19 ini, mobilitas manusia semakin berkurang, sehingga mampu mengurai kemacetan dan polusi udara. Manusia sudah tidak direpotkan lagi bagaimana cara mengatasi global warming ataupun kemacetan. Allahlah pencipta dan pemilik alam semesta ini, atas kekuasaan dan kebesarannya telah memberikan solusinya dengan covid 19.

Dengan demikian, masih banyak hal perlu kita syukuri dalam kondisi pandemi covid 19 ini. Dengan terus mensyukuri, berprasangka baik dan merenungi semuanya, insyaAllah manusia akan dimudahkan segala urusannya dalam menghadapi situasi seperti saat ini, pandemic covid 19.

 

 

 

 [:]