[:id]Tabliq Akbar Pusat Pembinaan Agama UB [:]

[:id]Imam Besar Masjid Istiqlal: Meneguhkan Spirit Moderasi Dalam Bingkai Kebhinekaan

Pada Kamis (22/9) dilaksanakan Tabligh Akbar di Masjid Raden Patah Umiversitas Brawijaya (UB). Kegiatan dilaksanakan oleh Pusat Pembinaan Agama (PPA) UB, Takmir Masjid Raden Patah UB, Unit Mahasiswa Masjid Raden Patah (UMAR) dan Pusat Tahfidz Al-Qur’an (PTQ).
Kegiatan diikuti oleh segenap civitas akademika UB. Pimpinan, Dosen, Karwawan dan Mahasiswa UB tampak hadir memadati Masjid Raden Patah.
Hadir sebagai penceramah dalam Tabligh Akabar kali ini adalah Prof KH Nasaruddin Umar. Saat ini mengemban tugas sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta.
Hadir juga Rektor UB Prof Widodo untuk menyambut penceramah dan mengikuti acara. Pada sambutannya Widodo menyampaikan bahwasannya saat ini sangat penting untuk membangun dan menjaga konsep keberagaman. UB yang berlatar belakang sangat beragam latar belakang budaya, etnis dan agama, sangat perlu bersifat toleran dan moderat.
“UB perlu terus menjaga sikap toleran satu sama lain. Ilmu pengetahuan tidak boleh terjebak dalam suatu hal yang bersifat intoleran. Berbagai keberagaman dan perbedaan perlu untuk dihargai untuk dapat menjalin keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” sambut Rektor.
Imam Besar Masjid Istiqlal saat mengisi acara menyampaikan bahwa manusia diperintahkan untuk saling memuliakan. Memuliakan sesamanya dan memuliakan makhluk. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk manusia sebagai makhluk mulia.
Ciri lain dari manusia sebagai makhluk mulia adalah mengutamakan dialog. Hal tersebut perlu dikedepankan daripada kekerasan.
Pada masa saat ini selain dialog, juga sangat diperlukan adanya toleransi. Indonesia yang terdiri dari berbagai latar belakang dan keberagaman sangat memerlukan hal ini. Toleransi modal utama untuk menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang besar di masa mendatang, dengan menjadikan keberagaman dan kebhinekaan sebagai modal dan kekayaan.(ponda/must)[:]