JUM’AT KERAMAT YES, JUM’AT KELABU NO!

Oleh: Prof. Dr. Thohir Luth, MA

Guru Besar Ilmu Hukm Islam di Fakultas Hukum UB

Ketua Pusat Pembinaan Agama UB

Ketua PWM JATIM

Alqur’an telah menempatkan hari Jum’at sebagai hari yang teristimewa bila dibandingkan hari-hari lainnya. Keisitimewaannya adalah: Jumat adalah satu-satunya hari yang di jadikan nama salah satu surah dalam Alqur’an. Yaitu surah Al-jumah, surah yang ke 62 dengan 11 ayat yang isinya sungguh luar biasa memberikan pelajaran dan hikmah bagi kita. Keistimewaan lain adalah satu ibadah wajib dalam seminggu adalah juga pada hari jum’at. Selain ibadah wajib tersebut juga ada Taushiah dalam istilah kita disebut Khotbah. Umat Islam yang beribadah hari itu mendapat siraman Rohani dengan berbagai pesan moral dalam Alqur’an maupun hadist Rosul Saw. Silahturahim antar sesama muslimpun terus terjalin dan terpupuk dalam ukhuwah islamiah pada shalat tersebut. Bahkan A Qayyim Al-Jauziyah menyebutkan dalam kitabnya Zaal Maad jus satu hal: 389 sebagai hari ibadah. Ada beberapa keutamaan hari Jum’at diantaranya:  hari yang terbaik menilik hadis Abu Hurairah Rosul Saw pernah bersabda: “Hari terbaik dimana pada hari matahari terbit adalah Hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan dimasukkan ke Surga serta dikeluarkan dariNya. Dan kiamat tak akan terjadi kecuali hari Jum’at. Keistimewaan lainnya adalah tersedianya waktu mustajab untuk berdo’a” (dari hadis Abu Hurairah, Muttataqa’laih).

Dari dua keutamaan hari Jumat sebagaimana tersebut diatas dapatlah dipahami dan bisa dimengerti bahwa hari Jum’at adalah “Keramat” dari kata karamah yang arti harfiahnya “Mulia”. Disebut mulia karena telah dan akan terjadi peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah kehidupan manusia. Yaitu proses terciptanya Adam, perjuangan dan tantangan yang dihadapinya. Sebagai pelajaran teramat berharga bagi generasi sesudahnya. Demikian pula berita besar tentang terjadinya kiamat menjadi pelajaran amat berharga pula untuk kita bersiap-siap diri dengan bekal taqwa untuk menghadapinya. Demikian pula waktu mustajab pada hari Jum’at untuk kitapun sangat berarti untuk meminta dan memohon ampun pada Yang Maha Kuasa dari dosa, Kesalahan maupun rizki dan perlindungan serta pertolonganNya. Jadi hari Jum’at betul-betul Keramat karena mempunyai Keutamaan dan Keistimewaan dari dahulu sampai sekarang, maupun yang akan datang.

Istilah Jum’at keramat belakangan ini muncul kembali di mata publik semenjak lembaga anti rusuah (KPK) dibentuk. Munculnya istilah Jum’at keramat tersebut karena Fakta membuktikan beberapa koruptor kelas kakap di negeri ini di tangkap dan dijebloskan dalam rutan juga terjadi pada hari Jum’at. Sehingga setiap hari Jum’at publik seperti berharap serius koruptor kelas kakap siapa lagi yang ditangkap dan dimasukkan dalam jeruji besi dibalik hotel prodeo itu?. Bagi KPK dan masyarakat pendukung anti rasuah tentunya hari Jum’at itu betul–betul keramat, karena telah berhasil menangkap dan memenjarakan para koruptor. Bagi negarapun benar-benar merasakan kekeramatannya karena bisa menyita dan mengembalikan aset Negara yang mereka curi untuk selanjutnya digunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat sesuai dengan amanat UUD 1945.

Adapun munculnya istilah Jumat kelabu itu karena reaksi emosional dan hanya sesaat oleh  para koruptor, keluarga dan kolega mereka. Mereka kaget bingung dan galau dan ketakutan serius terhadap peristiwa penangkapan tersebut, walau hari-hari ikut menikmati harta haram tersebut dengan santai.

Saya tidak sependapat dengan sebutan hari Jum’at kelabu, karena mencederai kebesaran dan kemuliaan hari Jum’at itu sendiri. Bahkan saya mengatakan bahwa penangkapan para koruptor dan memenjarakan mereka pada hari jum’at itu karena keramatnya hari jum’at. Disebut demikian karena peristiwa itu membuat keramatnya para koruptor dan keluarga mereka. Selain pengembalian harta rakyat dalam negara, juga bisa sadar dan bertaubat di dalam penjara itu. Belum lagi orang-orang yang akan korupsi juga pkir-pikir seribu kali untuk melakukan perbuatan konyol tersebut. Ini semuanya adalah peristiwa keramat karena ada pelajaran –pelajaran mulia,  bisa kita jadikan petunjuk mengatur hidup masa depan yang lebih baik lagi dari hari-hari saebelumnya. Jadi bersyukurlah wahai para koruptor bahwa dengan Jum’at keramat itu kalian bisa melakukan perenungan dan penyadaran diri, untuk selanjutnya  menjadi orang yang tau diri. Tanpa itu, kalian akan terus menjadi orang sesat sepanjang masa dengan berbagai resiko yang muncul kemudian hari. Oleh karena dan untuk itu saya menyarankan selain bertaubat beribadah dan berdzikir juga membaca Alqur’an sebagai petunjuk untuk kembali ke jalan yang benar. Satu diantara bacaan Alqur’an yang jangan sampai terlewatkan adalah Alqur’an surah al-Jum’ah dengan perenungan yang serius, kesadaran yang mendalam pada kesebelas ayat dalam surat tersebut. InsyaAllah kalian dan kita semuanya menjadi orang-orang yang lebih baik setelah mendapat pelajaran dalam surah al Jum’ah tersebut. Dan kalau itu diniati, pasti bisa.