[:id]MAKNA SYAHRUL MAGHFIRAH [:]

[:id]Oleh: Drs. Khusnul Fathoni, M.Ag

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah Yang Maha Rahman dan Rahim, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk Rasulullah Khatamul anbiya’ wal mursalin. Hanya dengan rahmat Allah dan bimbingan Rasulullah kita dapat melaksanakan puasa dengan tetap semangat dan istiqamah. Semoga puasa dengan segala rangkaian ibadah yang kita laksanakan diterima Allah sebagai amal shalih dan mendapat ridha Allah SWT. Aamiin.

Pada kajian silaturrahim kali ini akan membahas makna Syahrul maghfirah, yakni bulan ramadhan adalah bulan ampunan.

Pada bulan ramadhan Allah dengan Sifat-Nya yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih, membuka samudera ampunan-Nya kepada hamba yang taat melaksanakan ibadah puasa dengan segala rangkainnya.

Dari Ubadah bin Ash Shamit, bahwa Rasulullah bersabda: “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, Allah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan do’a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang yang sengsara ialah orang yang tidak mendapatkan rahmat dari Allah di bulan ini.” (HR. Ath Thabrani, dan para periwayatnya terpercaya).

Syahrul maghfirah sangat dibutuhkan oleh setiap hamba Allah, karena setiap anak cucu Adam pasti salah, pasti pernah melakukan perbuatan dosa bahkan kemaksiyatan.

عن أنس بن مالك -رضي الله عنه- قال: قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: كلُّ بني آدم خَطَّاءٌ, وخيرُ الخَطَّائِينَ التوابون) رواه الترمذي وابن ماجه والدارمي وأحمد (

Anas bin Malik -raḍiyallāhu ‘anhu- meriwayatkan, Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Setiap anak Adam berbuat salah, dan sebaik-baik ‎orang yang berbuat salah adalah yang ‎bertaubat (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majjah, Ad-Darimi dan Ahmad).

Berdasarkan sabda Rasul tersebut, dapat dipahami bahwa syharul maghfirah merupakan ruang dan waktu untuk bertaubat dengan taubatan nashuha, seberapapu dosa yang pernah dilakukan, Allah pasti akan memberi ampunan, sebagaimana firman Allah.

قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampauli batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.s. Az-Zumar [39]: 53).

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya sendiri, kemudian ia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.s. An-Nisa’ [4]: 110).

Berdasarkan firman Allah dan sabda Rasulullah di atas, maka makna dan pesan moralnya adalah:

  1. Syahrul maghfirah merupakan bahrul maghfirah, menggambarkan keluasan yang tidak terhingga dibanding luasnya lautan. Ampunan Allah terhadap dosa-dosa hamba-Nya seluas samudera yang luasnya tidak terhingga, apalagi ampunan yang diberikan Allah di bulan ramadhan.
  1. Dengan penuh kasih sayang Allah melarang hamba-Nya berputus asa atas dosa-dosa yang dilakukan sampai melampaui batas, karena Allah menyediakan ampunan atas dosa-dosa semuanya. (Q.s. Az-Zumar [39]: 53). Seperti dosa yang dilakukan oleh seorang yang telah membunuh 100 orang, mendapat ampunan karena memiliki keinginan kuat untuk bertaubat (HR. Bukhari Muslim)
  2. Jika terjadi pengulangan dosa seperti kata orang taubat kumat, taubat kumat lagi. Allah masih menggelar samudera ampunan-Nya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Qudsi: Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang diceritakan dari Rabbnya ‘azza wa jalla: Ada seorang hamba yang berbuat dosa lalu dia mengatakan ‘Allahummagfirliy dzanbiy’ [Ya Allah, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa’. (Maka Allah mengampuni dosanya), kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia mengatakan, ‘Ay rabbi agfirli dzanbiy’ [Wahai Rabb, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa’. (Maka Allah mengampuni dosanya), kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia mengatakan, ‘Ay rabbi agfirli dzanbiy’ [Wahai Rabb, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa. Beramallah sesukamu, sungguh engkau telah diampuni. (HR. Muslim no. 2758).

An-Nawawi dalam Syarh Muslim mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan ‘beramallah sesukamu’ adalah selama engkau berbuat dosa lalu bertaubat, maka Allah akan mengampunimu.

Janji Allah tersebut benar, namun hal ini sangat berbahaya manakala meremehkan dosa dengan argumentasi Allah Maha Penganmpun.

  1. Refleksi spiritual yang harus dimiliki oleh orang yang berpuasa adalah memiliki samudera kema’afan terhadap kesalahan orang lain. Karena mencontoh sifat Allah Yang Maha Pengampun serta memiliki kesadaran bahwa dirinya tidak luput dari kesalahan.

 

Wallahu A’lam bissawab

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuh

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 [:]